Minggu, 22 Februari 2009

Harta Berhargaku (PArt 1)

“Suara itu lagi……” desisku mendengar suara seseorang sedang bernyanyi. Sudah dua hari ini aku mendengar suara itu setiap pagi setelah aku peindah kemari dua hari yang lalu. Suara itu memang indah, tapi mana ada seseorang bernyanyi di Perumahan se-sepi ini. Sebenarnya tidak terlalu sepi sih..ada sekitare lima rumah yang berpenghuni dari delapan rumah yang berjejer rapi di perumahan ini.
Kemarin aku sudah memeriksa rumah-rumah itu, tapi tak ada hasil, kecuali rumah yang terletak di depan rumahku. Wlaupun dekat aku tidak mau memeriksa rumah itu. Siapa sih yang mau memeriksa rumah yang terlihat tak terawat itu. Rumahnya memang besar, tapi terlihat tua banyak pepohonan yang mengelilinginya ,tampak seram, bahkan aku saja yang berumur 16 tahun takut memandanginya berlama-lama, apalagi mendekatinya. Belum lagi pagar kayu tinggi yang mengelilinginya semakin nggek bisa melihat isi di balik pagar kayu itu.
“jangan-jangan kuntilanak yang nyanyi??” aku mulai berpikir yang tidak-tidak. Oi…… mikir apa aku ini?? Ini zaman komputer, zaman globalisasi, nggak ada yang namanya kuntilanak, sundel bolong dan semua setan man….
Aku tersenyum-senyum sendiri
“oke sekarang aku harus memeriksa rumah itu,” kataku lalu beranjak dari tempatku duduk sedari tadi.
Ketika aku baru saja membuka pagar rumahku, kulihat sebuah mobil sedan berwarna silver keluar dari rumah itu.Pengendaranya cowok tapi…bukankah yang menyanyi seorang gadis???
“ ok,sekarang aku harus memeriksa rumah itu,”kataku lalu segera menghampiri rumah tersebut.
“kesempatan,”pikirku lalu berlari menuju kerumah itu yang pagarnya masih terbuka , walaupun Cuma sedikit
Betapa kagetnya aku ketika melihat isi halaman rumah ini, tidakseperti yang kubayangkan selama ini. Halaman rumah ini dipenuhi bunga yang beraneka ragam warnanya,sungguh cantik, indah, dan begitu menawan. Banyak kupu-kupu yang berkeliaran bebas disana. Danmataku tertuju pada gadis itu. Gadis berambut sepundak yang jatuh lurus kebawah yang mengenakan kaos putih dan rok panjang bermotif bunga, dari sorotan mata coklat beningnya memancarkan kesenangan dan kebahagiaan. Senyuman merekah di bibir merahnya yang mungil. Manis dan cantik sekali. Ia sedang menyiram bunga-bunga itu sambil bernyanyi, suaranya begitu indah.
“ jadi, gadis itu yang bernyanyi,” kataku yang sedang mengintipnya dari balik salah satu pohon yang terpajang dihalaman rumah itu. Saking aku asyik memandangnya, aku tidak menyadari kalau sedari tadi gadis itu memanggilku.
“ hei…kamu yang disana!!! Sedang apa?!!” panggilnya berkalia-kali. Aku tersentak dari lamunanku
“a..aku,” kataku sambil menunjuk wajahku
“iya, kamu, ayo kemari,”ajaknya seraya tersenyum. Akupun segera ke arahnya
“kamu sedang apa??” tanyanya lembut
“m… sedang…?! Sedang apa ya?aku juga nggak tau,” jawabku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal
“so, kamu siapa??apa kamu temen kak Jerry??” tanyanya lagi
“aku bukan temen orang yang kau sebut tadi, aku Bian,tetangga kamu yang tinggal didepan,” jawabku
“Bian?! Nama yang lucu, aku Hana, salam kenal,” katanya hendak menyalamiku
“ya… salam kenal juga,” kataku menyalaminya
Waw… lembut banget nih tangan cewek, rasanya nggak ingin ku lepas,batinku. Hana buru-buru melepaskan tangannya
“kok kamu baru datang kemari??” tanya Hana
“ aku orang baru di kota ini, aku baru pindah dua hari yang lalu” jawabku
“o...orang baru ya,pantes nggak pernah liat,” timpalnya
“oh iya, kamu sering nyanyi setiap pagi ya,”tanyaku
“ya...aku suka nyanyi, emang suaraku jelek ya???” tanyanya balik
“ah...nggak, malah suara kamu sangat-sangat indah”jawabku
“wah.... makasih ya,”katanya
Aku hanya tersenyum
“kamu sudah sarapan blom??”tanyanya manja
“belum, emangnya kenapa?”tanyaku balik
“kamu mau ssarapan bareng aku?habisnya kak Jerry tadi buru-buru kekampus,jadi nggak sempat sarapan bareng aku. Mau ya??”jawabnya
Aku mengangguk iya, siapa sih yang nggak mau makan bareng bareng gadis secantik dia ,lagian aku memang lagi laper berat, habis beresin barang pindahan. Hana segera mengajakku ke beranda rumahnya
“ disini asyik ya,” kataku sambil memegang sebuah roti panggang
“ nggak juga, disini sepi,walaupun rumah ini gede,tapi Cuma ada aku,k’ Jerry dan bi sum”timpal Hana
“o...Cuma bertigaa,kalau aku datang kesini tiap hari,boleh??”tanyaku
“bener, kamu mau datang kesinitiap hari?wah senengnya,aku akan memperlihatkan harta berhargaku padamu,” jawabnya dengan wajah berbinar senang
“harata berharga kamu?? Apaan??” tanyaku penasaran
“ada deh...makanya besok kamu datang kemari lagi ok” jawabnya tersenyum simpul
Aku mengangguk iya
Harta berharga Hana apaa yah?? Apa setumpuk batangan emas?? Apa peti yang isinya emas dan berlian? Hei hei aku ini cowok macam apaan sih, mikir yang tidak-tidak saja
“Bian kamu tau nggak??” Tanya Hana pelan
Aku menggeleng
“kamu itu temen pertama Aku lho” katanya senang
“teman pertama?? Emangnya kamu nggak sekolah??”
“pernah sih sampai kelas dua SMP, tapi aku di bubarin” jawabnya
“kenapa?” Aku semakinp penasaran
“karena aku harus pindah kemari,”
“jadi kamu orang baru disini juga di kota ini??”
“yup, aku dari australia, aku baru pindah setahun yang lalu”
“tapi mengapa kamu tidak bersekolah”
“karena ada hal yang penting, jadi aku nggak sekolah,”
“apa kamu kekurangan uang??” tebakku pelan
Hana menggeleng
“apa kamu berbuat nakal di sekolah??”
Lagi-lagi hana menggeleng
“jadi apa??” tanyaku penasaran
“karena aku ingin tetep bernyanyi dan selalu merawat Harta berhargaku,” jawabnya tersenyum ramah membuatku menatapnya bingung
“hahahahaha.....kok kamu natap aku gitu sih??” tanya Hana menahan tawanya
“habis kamu itu aneh” jawabku
“aneh??nggak lagi, aku ini lucu, iya kan??” hana kembali tertawa dan aku-pun ikut tertawa dengannya
Gadis ini.....
“oh iya, kamu mau lihat-lihat isi rumahku tidak??” tawar Hana meredakan tawanya
“sebenarnya sih aku mau, tapi aku harus beres-beres barang dulu, habisnya kalau tidak, bisa-bisa aku harus tidur dengan tumpukan kardus-kardus lagi,” kataku
“kalau gitu aku boleh bantu kamu tidak?” Tanya Hana
“baiklah Ayo” kataku beranjak dari tempatku
Hana mengangguk, kami lalu pamitan pada Bi Sum, pembantu setia Hana.
“tapi, Non Hana-kan tidak boleh keluar dari rumah ini, nanti Bibi di omelin sama Den Jerry lagi” Kata Bi sum Pelan
“ya....bibi, Cuma sebentar kok, nggak pa-pa ya bi, dah Bibi....” kata Hana lalu menarik tanganku keluar dari pekarangan rumahnya. Tanpa mempedulikan panggilan Bi Sum berkali-kali.
“emangnya kamu dilarang keluar yah??” tanyaku sambil meletakkan kardus-kardus ke teras
“ya....” jawabnya singkat sambil ikut mengangkat kardus-kardus
“kenapa??” tanyaku
“entahlah” jawabnya membuatku jadi bingung
“setelah ini, mau nggak liat album fotoku waku masih kecil? Itu adalah hartaku yang paling berharga” Tanyaku membuat Hana Tersenyum senang
Sesuai rencana, setelah kami selesai beres-beres, aku memperlihatkan foto-fotoku padanya, hana Cuma ngangguk-ngangguk dan kadang ia tertawa mendengar ceritaku.
* * *
Keesokan harinya, aku ke rumah Hana lagi. Ya...apalagi kalau bukan menagih janjinya untuk memperlihatkan harta berharganya. Baru saja aku mau membuka pagar kayunya, seseorang mendahuluiku membukanya. Ya...dia kakak Hana, siapa lagi kalau bukan Jerry.
“kamu siapa?? Mau apa kemari??” tanyanya Sinis
“a..aku Bi..bian, aku tinggal di depan rumahmu, aku mau bertemu sama Hana” jawabku gugup
“bertemu hana?? Apa hubunganmu dengan Hana?” tanyanya lagi
“kami Teman” jawabku singkat
“teman??sejak kapan?? Hana nggak punya teman disini” kata jerry mengejek
“kami berteman sejak kemarin, apa aku boleh masuk??” kataku
“tidak!!” bentaknya kasar “kamu hanya akan membuatnya menderita”
“tapi...” aku tidak terima
Tiba-tiba saja Hana datang, seperti kemarin, ia mengenakan kaos biru muda di padu dengan rok selutut yang juga berwarna biru. Rambutnya itu di beri hiasan jepitan bunga , cantik sekali
“kak jerry, biarkan Bian masuk, dia temanku” rengek Hana
“tapi...” Jerry Ragu
“kak aku mohon...please...”
“baiklah ayo masuk” ajak jerry
Akupun segera masuk dengan senang, dan Hana langsung merangkul salah satu lenganku,membuat jantungku berdegup kencang, bukan ,,,sangat sangat kencang hingga mau lepas.
“maafin sikap kak jerry barusan yah..” kata Hana
“ya...”kataku singkat
“oh iya, aku mau nagih janji kamu” aku tersenyum kecil menatap Hana
“janji??? Apaan?” tanya nya polos
“ye..baru kemarin buat janji, eh..sudah lupa” kataku mencoba mengingatkannya
Hana berpikir sejenak “iya, aku ingat sekarang, ayo ikut aku” kata hana lalu menarik tanganku menuju ke dalam rumahnya
Waw hebat, isi rumah hana tidak seperti yang kubayangkan selama ini. Barang-barangnya sangat banyak, antik dan elegan. Kursi dan meja tertata rapi, lantainya pun bersih.
Hana mengajakku ke halaman belakang rumahnya. Banyak itik yang cantik-cantik. Tidak seperti itik pada umumnya, kotor,kumal dan tak terawat, Cuma diberi makan saja. Tapi, itik-itik Hana bersih dan lucu.
“ini hartaku” kata Hana menatap sekumpulan itik-itknya
“apa?? Hartamu??” kataku tak percaya. Mana mungkin itik dapat dijadikan harta, ya..selain itiknya bertelur emas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar