Minggu, 22 Februari 2009

My Love in The Minimarket (Part 2)

* * *
“Kayaknya Aku jatuh Cinta deh sama Rivo” kata Vanya Tersenyum Kecil pada Karin yang tengah Makan di kantin
“jatuh cinta?? Sama Pelayan Mini Market?? Nggak salah tuh??” Karin Kaget
“ya...enggak dong, secara Dia itu cakep, keren, trus Mandiri banget, itu tuh baru yang namanya Cowok sejati”
“helloo....Jangan Ngayal ,nya, Kamu kan belum tau asal usul Si Rivo, jangan-jangan Dia sudah punya pacar”
“mana mungkin....seandainya saja Rivo punya cewek, pasti dia gak bakal nerima ajakan Makan siang dari Aku”
“hah ???!! Kamu ngajak Rivo makan siang???” Karin Tambah Kaget hingga mulutnya menganga lebar
“Uuups..kelepasan” Vanya Tersenyum kecil
“Kamu nggak malu banget sih, nggak malu apa Pamor kamu jatuh dimata dia??”
“ya enggaklah....”
“terserah deh....” karin kembali menyantap Bakso Di hadapannya. Sedangkan Vanya Kembali tersenyum Nggak Jelas sambil membayangkan wajah Rivo.
* * *
Vanya kembali melangkahkan kakinya di lantai mini Market. Di amatinya isi mini market itu sambil mencari sosok Rivo sang Pangerannya. Tapi, Batang Hidung Rivo tidak nampak dimana-mana.
“Rivo dimana Sih” desis Vanya putus asa
“bisa saya bantu??” kata seseorang mengagetkan Vanya dari belakang.
Vanya berbalik memandang wajah orang itu yang ternyata adalah seorang cowok yang memiliki wajah tak jauh beda dari wajah Rivo, hanya Tingginya saja yang beda, Beda Lima Centi dari Rivo.
“ng....nggak kok” Vanya gugup “Siapa Makhluk ini??”
“ouw...kirain mau dibantu, kalo gitu permisi yah” orang itu segera berlalu dari Hadapan Vanya
“eh...tunggu” panggil Vanya Ragu
“ada apa??” tanya Cowok itu ramah sambil menyunggingkan senyum manis Diwajahnya
“em....Kamu Lihat Rivo nggak??”
“Kak Rivo?? Dia nggak masuk hari ini, habisnya Kak Rivo ada Kegiatan”
“emangnya kamu karyawan baru yah??”
“bukan, Aku Cuma gantiin Kak Rivo saja, oh iya Kita belum kenalan Nama Aku Faren” Cowok yang bernama Faren itu langsung menyalami Vanya.
“Vanya Kan” tebak Faren Tepat
“kok tau??”
“Kak Rivo sering cerita Kok” Faren tersenyum Kecil
“ouw....jadi malu nih” Vanya Menunduk malu
“emang rivo cerita banyak yah tentang Aku??” tanya Vanya
“yah...lumayan, tentang awal kalian bertemu, asal kamu dan masih banyak lagi”
“tambah Malu Banget nih”
“ye....biasa aja kali....Aku nggak bakal makan kamu kok” Faren Tertawa kecil diikuti tawa Vanya
“bisa saja...btw kamu masih sekolahkan??sekolah dimana??” tanya Vanya
“SMA 12, kalo kamu??” Faren Balik Nanya
“SMA 06, deket dong..” Vanya tersenyum
“yah...” Faren balas tersenyum
Jadilah mereka ngobrol bareng seperti teman lama yang baru ketemu, habisnya mereka Ngobrol akrab banget hingga sejam lebih, sampai-sampai Faren di omelin sama Atasannya.
* * *
Vanya mondar mandir di depan Mini Market Sambil sesekali melihat Layar Handphone-nya, sampai–sampai Orang-orang yang melihatnya menyangka Vanya orang kurang kerjaan.
“sory yah nunggu lama” Kata Rivo tiba-tiba sambil ngos-ngosan
“dari mana Aja sih, sudah lama benget nih” Vanya Sedikit kesal
“ya..sory.....habisnya tadi dari anter Faren Ke dalam dulu”
“ya sudah,,emang apa yang pengen kamu perlihatkan ke aku??” tanya Vanya tak sabaran
“em...tunggu yah” Rivo mengambil Handphone-nya lalu segera menelpon seseorang
“kamu tunggu sebentar yah” kata Rivo setelah menutup pembicaraannya
“emang apaan sih?? Kok kayak rahasia banget”
“namanya juga kejutan”
Vanya akhirnya harus menunggu hingga 20 menit, membuatnya kesal pada Rivo yang terus senyam-senyum menanti kedatangan “Si Kejutan” untuk Vanya. Tak berapa lama kemudian, seorang Gadis dengan wajah yang begitu catik menurut Vanya menghampiri mereka.
“hai...sory yah lama...” kata gadis itu tersenyum manis ke arah Vanya dan Rivo
“nggak pa-pa kok,” Rivo balas tersenyum “oh iya,ini Elin pacar Aku ,nya” tambah Rivo memperkenalkan Eline kepada Vanya yang sedari tadi bengong.
“pa..pacar??” Vanya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Sebuah Bara Api serasa langsung menerjang Hatinya, mambuatnya menjadi panas dan sangat sakit.
“iya...Aku sudah lama mau memperkenalkannya ke kamu,tapi sering gak ada waktu,,,jadi.......” Perkataan Rivo langsung terpotong karena Vanya langsung berlari dari tempatnya.
“Vanya !!!” teriak Rivo berkali-kali, tetapi Vanya tetap berlari. Dia tak ingin lagi melihat wajah Prince-nya itu. Entah mengapa sekarang Dia sangat Membeci Cowok yang bernama Rivo itu.
* * *
Vanya duduk diatas kasurnya sambil terus menangis. Harapannya selama ini telah pupus. Orang yang dulu menjadi Pangerannya kini telah menjadi musuh yang sangat di bencinya. Apa yang dikatakan Karin tentang Rivo dulu memang benar, kalau Rivo Telah mempunyai Seorang Kekasih. Mengingat itu, Vanya Seakan Malu kepada dirinya sendiri.
Deringan Handphone membuat Vanya Langsung berhenti menagis. Vanya Menatap Layar Handphone-nya yang tertulis nama Rivo. Vanya langsung me-Reject pangilan itu. Beberapa kali Vanya Melakukannya, hingga Handphone-nya kembali tenang. Tiba-tiba Handphone Vanya kembali berdering, Vanya tidak jadi Me-Reject-nya karena Nama yang tertera di layar bukan Lagi Rivo tapi Faren.
“Halo” Sapa Vanya
“nya, kamu kenapa??” Suara Faren di sebrang tampak sangat khawatir
“Ren...aku aku.....” tangisan Vanya kembali pecah
“Tunggu Aku di sana yah, aku akan segera Ke rumahmu” Kata Faren lalu segera Menutup pembicaraan. Sedangkan Vanya masih menangis.
Tak berapa lama kemudian, Faren datang ke rumah Vanya sesuai janjinya. Vanya yang masih menahan tangisannya langsung menemui Faren di ruang tamu.
“kamu kenapa??” tanya Faren
“Faren...” Vanya langsung lari kedalam pelukan Faren. Membuat Faren jadi over acting.
“Aku emang bodoh, tak seharusnya Aku suka sama Dia, padahal Dia sudah dimiliki seseorang” Vanya menangis sepuas-puasnya di dalam pelukan Faren
“Aku...Aku seharusnya nyadar Kalo Aku...Aku...” Vanya tak dapat berkata-kata karena tangisannya semakin menjadi-jadi
“sudahlah.....barangkali saja Dia bukan jodoh kamu” Faren Mengelus lembut Rambut Lurus Vanya, membuat tangisan Vanya sedikit reda
“kalo dia bukan jodoh aku, mengapa Dia selalu ada disaat aku sedih dan senang??”
“mungkin saja Dia adalah Sosok kakak yang akan membimbingmu menemui jodohmu”
Vanya menunduk
“dan Mungkin saja Tuhan telah menyiapkan seseorang yang lebih baik dari Kak Rivo” tambahnya
Vanya tersenyum kecil “iya juga yah....buat apa aku menangisi ini semua padahal ini akan membuat aku sakit hati”
“thanks yah” vanya tersenyum kecil
“em...”
“oh...iya...kali saja Jodoh kamu itu....a...ak..aku” Kata Faren Gugup membuat Vanya Berhenti tersenyum
“maksudnya??”
“yah,....A...Aku suka Kamu...em...kamu mau jadi pacar Aku??” Faren Semakin Gugup
“em...gimana Yah...kita jalanin aja deh...” Vanya tersenyum membuat Hati Faren Berbunga-bunga.
* * *
“tuhkan...apa yang aku bilang, rivo itu pasti punya pacar, kamu sih nggak mau percaya” kata Karin menceramahi Vanya
“iya..sih...emang..tapi...” Vanya berhenti berbicara karena ia ingin tertawa
“tapi apa?” Karin menjadi penasaran
“tapi gitu deh....dah dulu yah...Aku mau pulang bye.....” vanya segera meninglakan Karin yang masih bengong sendiri.
Vanya segera menuju ke gerbang sekolah yang telah di tunggui oleh The New Prince Vanya.
“Vanya!!!!tunggu dong” panggil Karin berkali-kali
Vanya yang sudah ada dia atas motor sport Faren hanya melambaikan tangannya pada Karin .
“oh..my god...Vanya dah jadian Ma Faren??” Kata Karin sendiri lalu ia tertawa kecil
Tuhan memang telah menyiapkan Jodoh yang baik untukku, dan itu adalah Faren, yang selama ini membuat hari-hariku indah,,, yah....walaupun masih ada sedikit ruang untuk Rivo di hatiku,,tapi aku percaya kalau Ruang di hatiku akan terisi penuh oleh Faren.
“mau kemana nih???” tanya Faren sambil mengemudikan Motornya
“ke Mini Market”
“ngapain??”
“Ya...belanja..” Vanya tersenyum kecil.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar