Minggu, 22 Februari 2009

Lihat Aku Disini (PArt 1)

“fiuh….”
Kuhembuskan nafasku dengan santai sambil memandangi Pak Budi yang lagi asyik sendiri menjelaskan materi pelajarannya. Bagaimana tidak, semua siswa termasuk aku dengan ogah-ogahan memperhatikan penjelasan beliau yang rada-rada membingungkan. Hm...kualihkan pandanganku ke tempat lain. Dan tepat di barisan depan, mataku terpaku dengan sosok dirinya. Gadis yang seminggu ini membuatku tidak dapat berhenti untuk memikirkannya, gadis yang telah membuatku semangat untuk mengikuti pelajaran yang semulanya aku sering kabur saat pelajaran di mulai. Ah...semua karena gadis itu,Gadis itu yang telah membuatku berubah 360 derajat, dan membuat semua teman-temanku tidak percaya.
Gadis itu bernama Dita, berambut sebahu dengan mata yang indah. Dan karena mata itulah aku suka padanya. Padahal kata teman-temanku Dita hanya gadis yang biasa. Entah ada apa pada dirinya selain Mata indahnya itu. Baik..ya, Sopan...banget,ramah...memang, semua hal positif ada padanya, Inner Beauty.
Aku menyunggingkan senyumanku saat dia tengah sibuk mencatat dan memperhatikan Pak Budi. Gadis ini...sungguh berbeda...
PLETAK...
“Auw!!!” aku meringis kesakitan, sebuah Spidol baru saja mendarat tepat di jidatku dan tentu saja dia meninggalkan rasa yang amat sangat gak enak.
Sontak semua siswa menatapku dan sedetik itu juga langsung meledakkan tawanya.
“Fyan!!! Kamu ini sedang apa??!!” tanya Pak Budi menatapku Garang
“em...saya...saya..lagi berpikir pak,” jawabku sekenanya
“berpikir soal apa??” Pak Budi semakin garang di tambah pelototan matanya yang menakutkan
“em..soal sistem ekonomi kita pak,” aku tersenyum kecil
Pak Budi semakin meloncatkan bola matanya padaku membuatku semakin ciut dihadapannya, “kamu kira bapak ini guru apa?? Guru ekonomi?? Bapak ini Guru Biologi!!!”
Hah..aku seperti di hantam oleh sebuah tembok raksasa china itu, malu banget!!
“Ya sudah!! Bapak maafkan, tapi lain kali, bapak tidak akan mentolerir kamu lagi,” Pak Budi kembali menjelaskan
“i..iya Pak,”Aku tersenyum lega. Dan tepat saat itu, aku dapat menangkap senyumnya, senyum dari gadisku yang amat sangat kusukai.
* * *
“ini lain dari biasanya,” komentar andi saat aku dan beberapa temanku sedang istirahat di kantin
“lain dari biasanya??” tanyaku
“iya man, lain dari biasanya, biasanyakan kamu itu molor di kelas,hahaha,” Rendi tertawa diikuti oleh yang lain
“molor ditambah buat pulau,” Glen ikutan memberi komentar
“kurang ajar!!” aku hanya tersenyum kecut
“kenapa?? Aku tau, kamu tadi lagi perhatiin Dita-kan??” tebak Andi tepat sasaran
“kenapa mesti dia,yan?? Masih banyak cewek lain yang lebih dari dia, lihat saja, dia tidak ada menarik-menariknya sedikit pun,” Glen meneguk Cappucino-nya
Aku menatapnya marah, “eh, asal tau saja yah, Dita itu punya sisi yang menarik yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang punya hati!!” aku bangkit dari tempatku dan segera meninggalkan mereka yang malah menatapku bingung. Bingung??? Sudah pasti, karena baru kali ini aku Kecantol sama seorang gadis, apalagi gadis seperti Dita. Dita?? Dia memang menarik, sangat menarik malah.
* * *
Aku melangkahkan kakiku di koridor sekolah yang sudah sesak oleh siswa yang tengah asyik ngobrol, entah apa yang sedang mereka obrolkan, aku tak mau tau. Kuedarkan pandanganku mencari sosok itu, apalagi kalo bukan mencari Dita, yang sejak pagi belum kulihat batang hidungnya. Apa dia sakit?? Atau ada masalah?? Pertanyaan yang tak dapat kutemui jawabannya.
BUUK
Aku baru saja membuat seseorang terjatuh karena menabrak body-ku yang atletis ini,pasti sangat sakit apalagi di tambah dengan tumpukan buku yang dibawanya jadi terhambur.
Aku menolong orang itu, yang malah membuatku terpaku. Dita!!
“sorry,dit, aku tidak sengaja,serius,” kataku membantunya memunguti buku-buku itu
“siapa juga yang bilang kalo kamu itu boong,” Dita tersenyum kecil
“hehehe,” oh tuhan...rasanya aku tak punya nyali dihadapan gadis ini!!!
“ini, mau aku bantuin membawanya??” tawarku setelah memberikannya buku terakhir yang terjatuh
“makasih, tapi aku bisa sendiri kok, nanti malah merepotkan kamu lagi,” tolak dita halus
“tidak, sama sekali tidak merepotkanku, gimana??” aku sedikit memaksa, yah..karena ini adalah kesempatan agar aku bisa dekat dengannya.
“em..baiklah,” dita akhirnya nyerah, dia kemudian memberikan tumpukan buku itu padaku.
Aku menerimanya dengan senyum yang begitu lebar. Oh Tuhan...apa ini mimpi?? Kalo iya, jangan pernah bangunkan aku. Dan jika bukan, biarkan waktu ini berhenti.
* * *
“Buku itu begitu menyentuh,yan, sangat dan amat menyentuh, pokoknya kamu harus baca!!” Dita mengakhiri ceritanya all about novel Laskar Pelangi yang baru saja selesai dibacanya.
Aku hanya tersenyum kecil. Bagaimana tidak, ini sudah kali ke empat-nya Dita menceritakan dari A sampai Z tentang novel itu sejak kami menjadi akrab dari kecelakaan di koridor tempo hari itu. Tuhan mendegarkan doa’ku, karena sekarang aku dan Dita resmi menjadi teman akrab, hm...aku sih berharap bisa lebih dan lebih akrab lagi, hehehe.
“kamu mau baca??” tawar dita menyodorkan novel laskar pelangi yang digenggamnya sedari tadi
“em..yah..makasih,” aku mengambilnya lalu tersenyum lagi.
“pokoknya kamu harus baca sampai akhir, karena aku yakin kamu pasti bakal nangis bombay,” Dita terkekeh geli
Aku jadi gemas dengan gadis di hadapanku ini. “masa??”
“iya,yan!!! Karena buku ini menceritakan tentang pendidikan, dan bla bla bla...”
Aku tak dapat lagi menangkap lanjutannya, karena yang ada, aku malah sibuk memperhatikan wajahnya. Wajah yang dikatakan orang lain biasa saja, tapi bagiku ini adalah wajah terindah yang pernah kulihat. Sebuah wajah yang di selimuti oleh aura inner beauty darinya.
“jadi gitu,” Dita mengatur nafasnya
“em..maaf nih,dit, aku gak bermaksud buat kamu kecewa, tapi..kayaknya di awal pembicaraan kita tadi, kamu sudah menceritakannya dua kali malah,”
“oh yah??!! Maaf...aku gak nyadar abisnya kalo ngebahas novel ini, aku jadi semangat banget...” Dita tersenyum
Aku balas tersenyum.
Oh tuhan...senyum ini lagi!!! Senyum indah yang seperti senyum seorang malaikat. Senyum tulus yang tak ada keraguan didalamnya. Dan aku ingin pemilik senyum itu melihatku, melihat diriku yang di penuhi rasa suka untuknya. Lihat aku disini,Dita!!
* * *
Aku dan Dita, jadi kian akrab. Kami sering ngobrol bareng, Nonton, jalan, dan ah..aku tak dapat mengatakan apa lagi yang kami lakukan, karena semua-nya terlalu indah dan tak dapat ditampung oleh memori otakku. Aku paling suka jika kami ke Pantai saat sore hari. Melihat sunset adalah kegiatan rutin kami. Dan dari sinilah aku berinisiatif untuk menyatakan perasaanku ini padanya. Perasaan yang sudah tidak dapat kusimpan lagi. Perasaan yang membuatku susah tidur karena terlalu sibuk memikirkan dirinya. Dan semuanya terasa begitu berat jika tak ada dirinya. Inikah cinta?? oh...tentu.
“buatkan puisi saja!!” saran Mona adikku saat kupintai saran dari masalah ribetku ini
“puisi??” kataku kaget, bagaimana tidak, aku bukanlah tipe cowok yang senang dengan karya sastra, hehehe
“iya, cewek itu paling suka kalo di tembak dengan sebuah puisi, romanis banget kak...” Mona berdecak manja di sampingku
“apa itu tidak terlalu,..em...girly...”
“girly?? Kak fyan kira puisi itu Cuma buat cewek?? Eh..asal kakak tau yah, Chairil Anwar itu pembuat puisi terhebat pemilik bangsa ini, dan kakak tau chairil anwar itu apa?? Ya cowok kak, cowok kayak kakak ini,” Mona melototiku dengan semangat ‘45
Aku tertawa geli, “ya sudah, kakak nitip buatin puisi saja sama kamu,”
“ih!!! Kak fyan ini gak ada romantis-romantis nya amat sih!!! Ya kakak harus buat sendiri dong!!! Kalo kakak buat sendiri, kata-kata yang bakal terlahir itu dari hati kakak sendiri,”
“hm...” aku berpikir sejenak, apa aku bisa membuat puisi??
“ya sudah akan aku coba,” kataku akhirnya
“nah gitu dong!!! Itu baru namanya kak fyan, oke deh..kalo gitu aku keluar dulu yah..takut nanti ganggu konsentrasi kak fyan...bye..” mona ngeloyor keluar dengan sumringah
Sedangkan aku langsung menuju ke meja belajar, berhadapan dengan kertas dan pulpen yang akan menggoreskan isi hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar