Minggu, 22 Februari 2009

Harta Berhargaku (PArt 2)

“ya...gimana mereka lucukan?? Itik ini dari australia, aku membawanya ikut pindah kemari, mereka selalu menjadi temanku disaat suka maupun duka sebelum kamu menjadi temanku. Mereka cantik, mereka tak peduli pada keadaanya walalu bagaimanapun, yang penting mereka makan. Kalau lapar mereka suka berteriak-teriak, membuat telingaku bising” jelas hana panjang lebar
“ku kira hartamu itu.....” kataku terpotong oleh Hana
“Bian!!! Harta itu bukan Cuma uang,emasdan berlian. Harta itu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi diri kita, walauun dimata orang lain itu nggak berharga” potong hana membuatku terdiam
“bagaimana kalau kita lihat hartaku yang lain??” tawar Hana, aku mengangguk iya
Hana lalu mengajakku ke sebuah kolam ikan yang cukup besar dan terletak di dekat kandang itiknya yang super bersih.
“ini hartaku juga Bian” kata hana menaburkan makanan ikan ke kolam
“lucu yah” kataku ikut menaburkan makanan ikan
“jumlah ikan hiasku ini ada 100 ekor lho, aku sudah memeliharanya sejak aku sudah 12 tahun, masih baru sih, tapi udah banyak-kan” kata Hana
“dulu aku juga sempat memelihara ikan, tapi, ya..mungkin aku nggak jodoh sama ikan, jadi ikannya mati semua” kataku tersenyum kecil
“tapi...kamu jodoh sama aku” kata hana tersenyum membuat wajahku memerah
“ah..Bian, aku Cuma bercanda kok” kata Hana
“emangnya aku anggap itu serius apa” tipalku
“tadikan mukamu memerah” kata Hana tak mau kalah
“ah tidak kok, mungkin karena hari ini lagi panas banget”
“kamu jangan boong bian, boong itu dosa lho”
“sudahlah, apa kamu masih punya harta yanglain???” tanyaku
“kok tau?? Aku masih punya dua harta lagi, kamu mau lihat??”
Aku mengangguk
Kali ini Hana mengajakku ke kamarnya yang berada di lantai dua. Kamar hana yang cukup besar untuk gadis seusianya.
“hamster??” kataku melihat beberapa ekor Hamster sedang bermain-main di roda putarnya.
“ya..itu hamster pemberian Mamaku, ketika aku ulang tahun ke dua belas, lucukan??” kata Hana memandang Hamster miliknya
“ya..sangat lucu” kataku “oh iya, mama kamu mana?? Kok dari kemarin aku nggak lihat?? Apa dia ada di australia??” tanyaku membuat Hana menunduk dalam
“ma...mama dan papaku stidak ada di australia, ta...tapi mereka sudah ada di..di...surga. mereka sudah meninggal karena kecelakaan” Jawab hana terbata-bata. Aku menatapnya prihatin
“maaf aku membuatmu sedih” kataku menyesal
“tapi, tidak apa-apa kok, karena sebentar lagi aku juga akan menyusul mereka dan aku akan bertemu dengan Mama dan Papa” Hana tersenyum senang
“apa maksudmu??” tanyaku kaget
“sejak kecil, aku menderita penyakit Pneomonia, penyakit paru-pari yang dapat menyebabkan kematian. Sejak kecil Mama dan Papa selalu mengajakku keliling Dunia untuk menyembuhkan penyakit ini, tapi mereka tak berhasil menemukan dokter yang dapat menyembuhakanku, sehingga membuat mereka pasrah pada cobaan tuhan ini. Hingga saat kami sekeluarga baru ulang dari rumah sakit, mobil yang kami tumpangi mengalami kecelakaan membuat Mama dan papa harus menghadap tuhan, tapi tidak padaku dan kak jerry, tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup walau umurku sudah pendek, mungkin saja agar aku bisa bertemu dengan kamu” jelas Hana tersenyum kecil.
Tiba-tiba saja Aku memeluknya dengan erat, entah apa yang menggerakkanku. Aku seakan tidak mau kehilangan dirinya, walau kami baru kenal kemarin, tapi bagiku dia sudah ku kenal lama.
“Bian Kamu kenapa??” tanya hana yang masih berada dalam pelukanku
“aku sedih, aku tidak mau kehilangan Kamu” jawabku yang sudah menitikkan beebrapa air mata.
Hana terdiam, mungkin dia menyesali perbuatannya yang telah memberi tahuku semua tentang dirinya.
“bian aku masih punya satu Harta lagi, kamu mau lihat??” tanya Hana mencoba mencairkan suasana membuatku melepaskannya dari pelukanku.
“bian, kamu sudah nangis??” tanya hana menatap mataku yang sembab
“tidak, tadi kelilipan, mana hartamu??” tanyaku mengalihkan pembicaraan
Hana mengambil sebuah kaset CD, ia lalu memutarnya. Tak lama kemudian alunan musik Langit 7 Bidadari milik Ada Band mengalun indah di dalam kamar Hana.
“itu Hartamu??”
“ya..ini hadiah dari Papa, dan ini lagu kesukaanku” hana lalu ikut bernyanyi bersama alunan musik itu. Suaranya sangat merdu, sangat dan sangat merdu dan indah. Aku terus memperhatikannya dengan tatapan sedih, karena aku akan kehilangan suara indah itu dan tidak akan pernah mendengarnya lagi untuk selamanya.
“gimana” Hana membuyarkan lamunanku
“bagus sekali” aku tersenyum kecil
“kamu tau, lagu ini yang membuatku ingin cepat bertemu tuhan, karena kita akan dapat melihat semua manusia dari atas dan dapat melewati langit 7 bidadari yang indah, dan tentunya akan bertemu dengan Mama dan Papa” Hana menerawang. Aku terdiam sambil menatapnya sayu.
Kuyakin kubisa bawamu terbang ke angkasa
Menembus pelangi lewti langit 7 bidadari
Kuyakin kubisa temani jasadmu sepanjang umurku.......
* * *
Setiap hari Aku dan Hana terus bersama dan terus tertawa. Kami memberi itiknya makan, bermain dikolam ikannya, hingga Hana menginjak seekor ikan Hiasnya hingga mati. Kami menguburnya bersama di samping kolam ikan miliknya. Dan satu lagi, hana mengajakku melempari atap rumah yang berada di samping rumahnya, yang tidak berpenghuni manusia, dengan batu-batu kecil, membuat suara gaduh, tapi hana amalah tertawa
“Hei!!!!! Kalian sedang ngapain??!!” tegur kakek-kakek yang tinggal di sebelah rumah itu. Hana langsung mengajakku lari menuju ke rumahnya.
“kok nggak minta maaf?” tanyaku
“biarin aja, toh rumah itu bukan rumahnya” Hana cuek
“nanti pemilik rumahnya itu datang, ia akan kaget melihat rumahnya bocor” kataku
“itu yang kumau” hana tersenyum nakal
“huh..kamu itu” aku menjitaknya lembut membuat hana tertawa kecil
“bian, minggu depan aku akan operasi, kamu harus datang yah”
“kenapa??”
“karena aku ingin kamu jadi saksi kepergianku menghadap tuhan”
“kok kamu ingin cepat-cepat menghadap tuhan??” tanyaku penasaran
“karena aku rindu banget sama mama dan papa” hana tertunduk
Lagi-lagi tubuhku memeluknya dengan erat , “kamu ini bodoh yah, kamu nggak mikirin orang-orang di sekitarmu, kamu nggak mikirin kak jerry, bi sum dan Aku, aku nggak mau kehilangan kamu bodoh!!!” bentakku
“Bian...maafin aku” kata Hana
“aku nggak mau maafin kamu kalau kamu ngomong kalau kamu ingin cepat mati”
“bian kamu nggak tau, sebenarnya aku juga nggak mau cepat mati, aku juga masih ingin hidup lebih lama lagi, tapi tuhan nggak ngijinin aku” Hana Mulai menangis
Kami terdiam cukup lama, membiarkan Angin sore terus menyentuh kulit kami.
* * *
Hari itu tiba juga, hari dimana hidup dan mati Hana ditentukan. Hari dimana rasanya ingin kuhilangkan saja dari hidupku.
Aku masih terus menggenggam tangan lembut hana yang dipenuhi selang-selang infus. Tangannya sangat dingin dan terus mengeluarkan keringat
“bian, kamu mau janji sama aku??” tanya Hana
“apa?” tanyaku balik
“kalau aku mati nanti,aku mau bunga-bunga yang selama ini kurawat kamu tanam di sekeliling makamku dan bunga mawar merah yang ada di kamarku kamu tanama di tengah pusaraku, agar makamku terlihat indah dan terus di kelilingi oleh kupu-kupu” hana tersenyum di wajahnya yang pucat pasi
Aku mengangguk pelan
“dan satu lagi, semua hartaku kamu kirim ke kebun binatang, agar ada yang merawatnya, kecuali hamsterku, itu kuberikan untukmu, aku mau kamu yang menjaganya” tambah Hana
“iya..” kataku pelan
“hm...tuhan...kini kau akan mengambilku,,,tapai kumohon jangan ambil orang yang paling kusayangi di dunia ini” kata Hana sebelum akhirnya memasuki ruang operasi.
Dua jam lamanya aku harus menunggu Hana yang sedang melawan rasa sakit dia dalam ruang operasi. Apa operasinya Berhasil?? Atau malah sebaliknya!! Tuhan..kalu kau memang menyayangi Hana,,,aku mohon jangan ambil Dia dulu..
“Dokter!!” aku langsung menghampiri Dokter yang baru saja keluar dari runag operasi Hana
“bagaimana Dok??” tanyaku tak sabaran
“maaf....kami tidak bisa..” kata Dokter itu perlahan membuat pendengaranku tak ingin mendengarnya, tuhan mana kasih sayangmu pada Hana???!!!!!!!!!!!!!!!!
* * *
Aku menaburkan bunga-bunga diatas tanah makam Hana. Sesuai keinginannya Aku menanami sekeliling tempat peristirahatan terakhirnya dengan bunga-bunga yang dirawatnya, dan id tengah pusaranya kuletakkan bunga mawar merah. Sedetik itu juga sekelompok kupu-kupu langsung menghiasi makam Hana. Mungkin Mereka Juga ikut berduka.
Kak jerry dan Bi sum yang menghadiri pemakaman tampak sangat terpukul. Kak Jerry tak henti-hentinya menghardik dirinya karena tak bisa menjaga adik semata wayangnya, sedangkan Bi Sum terus menenangkan Kak Jerry.
Hana apa kamu lihat ini semua??!! Semua orang tak ingin kehilangan Kamu. Terlebih Kak Jerry, dia sangat merasa bersalah pada dirinya, apa ini yang kamu inginkan??!! Jawab Hana!!!! Aku tau, pasti Kau sedang bersama Mama dan Papamu kan??!! Itu yang kau inginkan selama ini-Kan!!!!??
Aku menatap Langit Sore...Wajah Hana terlukis indah di sana........
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar